Rabu, 30 November 2011

Walimatul Ursy

ADAB MENGHADIRI WALIMAH

1.    Meniatkannya untuk ibadah, memenuhi hak sesama muslim

2.    Menutup Aurat

        Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda," Wahai Asma`, sesungguhnya seorang wanita apabila telah mencapai kedewasaan, tidak pantas terlihat darinya kecuali ini dan ini." Beliau memberi isyarat pada muka dan telapak tangan.

3.    Memperhatikan adab-adab makan

        Dari umar ibn Abu Salamah, ia Radiyallahu anhu berkata," Rasulullah Shallallauhu Alaihi wa Sallam bersabda," Nak, sebutlah nama Allah (Bacalah basmalah), makanlah dengan tangan kananmu, dan makan makanan yang dekat di sekitarmu."
   
        Dari Annas, Radiyallahu Anhu, ia berkata," Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam melarang seseorang untuk minum sambil berdiri." Kemudain kami bertanya kepada Anas tentang makan sambil berdiri, maka ia menjawab," itu lebih buruk lagi!"
   
        Dari Abu Hurairah ia berkata," sekali-kali Rasulullah tidak penah mencela  makanan, bila beliau suka, beliau memakannya, bila tidak beliau meninggalkannya."

4.    Mendoakan Mempelai

        Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihu wa Sallam bila memberi selamat kepada orang yang sedang menikah, beliau berdoa:

بارك الله لك وبارك الله عليك وجمع بينكما في خير.

        Baa rakallahu laka wa baa rakallahu `Alaika wa jama`a bainakuma fii khoir

    " Semogah Allah memberi barokah padamu (Dalam suka) dan semoga Allah memberi barokah atasmu(Dalam duka), Dan semoga Ia menghimpun kalian berdua dalam kebaikan." 

5.    Mendoakan Tuan Rumah Atas Hidangannya

        Dari Abdullah ibn basar, bahwa bapaknya pernah membuatkan makanan untuk Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam,lalu ia mengundang beliau untuk makan,beliau memenuhi undangannya, setelah selesai makan beliau berdoa:

اللهم اغفرلهم وارحمهم وبارك لهم في ما رزقتهم

        " Ya Allah ampunilah mereka, sayangilah mereka, dan berikanlah barakah pada makanan yang telah engkau anugrahkan kepada mereka."   


HAL-HAL BERKAITAN DENGAN WALIMAH
   
A.    Kewajiban Walimah

Rasulullah Shollallahu Alaihi wa Sallam bersabda, " Untuk satu pengantin- dalam riwayat lain: Sepasang pengantin- harus diadakan walimah."

B.    Pengertian walimah

Rasulullah Shollallahu Alaihi wa Sallam bersabda, " …. Rahasiakanlah pinangan dan umumkanlah pernikahan…."

Dari Anas ibn Malik Rodiyallahu anhu berkata, " Tatkala Rasullullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam menikahi seorang perempuan, beliau mengutus saya agar mengundang orang-orang untuk menghadiri jamuan makan."

C.    Tempat Walimah

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, " Umumkanlah pernikahan ini. Adakanlah di dalam masjid dan meriakanlah dengan pukulan rebana."

Ketika Abu Usaid As Sa`adi menikah, dia mengundang Nabi Shollallahu Alaihi wa Sallam dan para sahabat kerumahNya.."

D.    Waktu Walimah 

Dari Anas ibnu Malik, ia Radiyallahu Anhu berkata," Dikala Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menikahi Shafiyah binti Huyyai, beliau menjadikan pembebasan diri Shafiyah sebagai mahar.beliau mengadakan walimah selama tiga hari."

E.    Hidangan Walimah

Dari Anas ibn Malik, ia Radhiyallahu Anhu berkata," … suatu ketika ia (Abdurrahman bin Auf) dating kepada Rasulullah mengenakan pakaian yang penuh dengan noda-noda minyak wangi za`faron ( dalam riwayat lain : minyak wangi kholuq). Rasulullah bertanya padanya," ada apa denganmu?". 'Abdurrahman menjawab, " ya Rasulullah, saya telah menikah dengan wanita anshar." Rasulullah bertanya,"Apa maharnya?'. Ia menjawab,"emas satu nawat." Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,"semoga Allah memberkati pernikahanmu… adakanlah walimah meski hanya dengan seekor kambing.."

F.    Bolehnya Hidangan Walimah Tanpa Daging

Dari Anas ibn Malik, ia Radiyallahu Anhu berkata,"… dalam walimah tersebut tidak terhidang roti maupun daging, saya hanya disuruh beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk mengambil alas makan dari lembaran kulit yang disamak rapi, lalu saya hamparkan. Kemudian saya meletakkan karma, keju dan minyak samin di atas alas makan itu .(lalu para tamu makan hingga mereka kenyang).


G.    Tidak Boleh Hanya Mengundang Orang Kaya Saja

Rasulullahi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "...Sejelek-jelek makanan adalah hidangan walimah yang orang-orang kaya diundang menghadirinya, tetapi orang-orang miskin tidak diundang. Barang siapa tidakmemenuhi undangan walimah maka ia telah mendurhakai Allah dan RasulNya."  

H.    Wajib Mendatangi Undangan Walimah Meski Sedang Berpuasa

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,"...barang siapa tidak memenuhi undangan walimah sungguh dia telah mendurhakai Allah dan RasulNya." 

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,"bila salah seorang dari kalian diundang untuk menghadiri jamuan makanan, hendaklah ia memenuhi undangan tersebut. Jika tidak sedang berpuasa hendaklah ia ikut makan, dan jika sedang berpuasa, hendaklah ia ikut mendoakan."

I. Adab Menyelenggarakan Walimah

   (1)     Menghilangkan Peran Oknum, Ritual-ritual, dan perangkat-perangkat yang   kesemuanya Bernuansa Kemusyrikan
   
           Rasulullah bersabda,"Barang siapa mendatangi tukang ramal, atau dukun, lalu mempercayai apa yang dikatakannya,maka sungguh ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam."

           Rasulullah bersabda," Tidak ada Adwa, Thiyarah, Hamah, dan Shafar. (Tidak ada pula Nau` serta Ghu).

           `Adwa adalah penjangkitan dan penularan penyakit.maksudnya Rasulullah menolak anggapan jahiliyah bahwa penyakit menular tanpa kehendak Allah Subhanahu wa Ta`ala. Thiyarah adalah merasa akan bernasib sial atau baik, karena melinat burung, binatang-binatang tertentu, hal-hal tertentu, atau apa saja. Hamad adalah burung hantu, orang jahiliyah percaya bahwa burung ini membawa musibah. Shafar adalah bulan sesudah Muharram. Orang arab jahiliyah menganggap bahwa bulan ini adalah waktu yang membawa sial, tidak baik mengadakan acara. Pada masyarakat jawa justru bulan Muharram yang diangggap seperti ini. Nau` adalah salah satu nama binatang, orang arab jahiliyah menganggapnya sebagai pembawa hujan dan kesuburan. Anggapan ini sangat bertentangan dengan tauhid. Ghul adalah hantu, gendaruwo. Maksudnya bukan mengingkari eksestensinya, akan tetapi seharusnyalah manusia tidak takut kepadanya dan bersegera memohon perlindungan kepada Allah.
   
           Rasulullah bersabda," Barang siapa menggantungkan suatu barang (Dengan anggapan bahwa barang itu dapat bermanfaat, melindungi, atau menolak bala) maka Allah akan menjadikannya selalu tergantung kepada barang itu."
   
           Jikalau ada Nadzar, dan merasa harus melunasinya, maka sungguh Rasulullah telah bersabda:" barang siapa bernadzar dalam ketaatan kepada Allah, hendaklah ia mentaatinya, dan barang siapa bernadzar dalam kemaksiatan, maka janganlah ia berma`siat dengan menunaikan Nadzarnya."

   (2). Penyajian Hiburan 

           " `Aisyah pernah menikahkan kerabatnya dari golongan anshar. Maka datanglah Rasulullah seraya bersabda," Apakah kalian akan memberi hadiah pada gadis it?" Mereka menjawab,"ya" Rasulullah bertanya," apakah kalian kirim bersamanya seseorang untuk berghina?' `Aisyah menjawab,"tidak!" lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda," sesungguhnya orang-orang Anshar adalah orang-orang melankolis.alangkah baiknya jika kau kirim bersama gadis itu orang-orang yang menyenandungkan, "kami datang...kami datang. Marilah kami... marilah kalian"
   
           Syarat hiburan di sini adalah : penyajiannya yang menjaga penampilan sesuai syariat dan sajiannya yang tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang syariat. Tidak boleh ada pujian terhadap hal-hal yang haram seperti khamr, tidak boleh syairnya mengisahkan hal yang haram. Hiburan dan keramain ini oleh Rasulullah disebut sebagai pembeda antara yang haram (perzinaan) dengan yang halal (pernikahan), karena pernikahan seharusnyalah diumumkan pada halayak dengan keramain sementara perzinaan umumnya sembunyi-sembunyi.

           Rasulullah bersabda,"Pemisah antara yang halal dan haram adalah suara tabuhan rebana."
 
           Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda," barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah duduk mengitari meja makan yang di sana dihidangkan khamr." 

  (3). Tidak Boleh Ada Unsur Tabarruj Jahiliyah Dalam Merias Mempelai 
   
           "...Dan janganlah kalian bertabarruj seperti berhiasnya wanita-wanita jahiliyah yang dulu.." ( Al Ahzab 33).
   
           Mujahid (Murid dari Shahabat pentafsir Al Qur`an, Ibn Abbas) berkata," Yaitu wanita yang keluar memamerkan diri di antara kaum lelaki."Qotada(Murid Ibn Abbas Juga), berkata," Yaitu wanita yang berjalan dengan dibuat-buat dan memamerkan diri," Muqotil berkata," Tabarruj adalah wanita melepas kerudungnya di atas kepalanya, tidak mengikatnya sehingga terlihat kalung, anting dan lehernya." Al Imam AzZumakhsyari berkata," Hakekat Tabarruj adalah memaksakan diri menampakkan sesuatu yang wajib disembunyikan..."

           Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda,"Allah melaknat wanita-wanita yang menato, wanita-wanita yang minta ditato, wanita-wanita yang menyambung rambut, wanita-wanita yang menyukur bulu alisnya, dan wanita-wanita yang minta direnggangkan (dikikir) giginya agar terlihat bagus karena mereka telah mengubah ciptaan Allah."

  (4).  Mempelai Selayaknya Ikut Melayani Tamu, Sehingga tidak Perlu Dipajang
   
           " Ketika abu Usaid As Sa`di menikah, dia mengundang Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya, istrinya yaitu Ummu Usaid, membuat makanan dan menyuguhkannya kepada mereka, iamerendam kurma di dalam bejana kecil pada malam harinya, setelah Rasulullah selesai makan,ummu Usaid mengaduk rendaman kurma itu lalu menyuguhkannya kepada Beliau."

  (5).  Mencegah Terjadinya Ikhthilath (Pencampur bauran Tamu Laki-laki dan Perempuan)

           Rasulullah bersabda,"Sungguh seandainya ditusukkan jarum besi di kepala salah seorang di antara kalian adalah lebih baik baginya dari pada bersentuhan dengan wanita yang tidak halal baginya."

           `Aisyah Radiyallahu Anha berkata,"Tidak demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan perempuan sama sekali dalam janji setia." 

  (6). Menghindari Kemubadziran dalam Menghias Tempat Dan yang Lainnya
   
           " Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan, dan adalah syetan sangat ingkar kepada Robnya."(Al Israa` 27)

           Salim ibnu Abdullah Ibn Umar berkata,"Aku menjadi pengantin saat ayah masih hidup. Abu ayub al anshari termasuk orang yang kami undang, sementara orang-orang menutup dinding rumahku dengan permadani yang indah berwarna merah....., Abu Ayub kemudian berkata,"Aku tidak mau memakan hidangan yang kamu suguhkan. Aku tidak mau memasuki rumahmu..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar